Estimated reading time: 3 minutes
Nusantara yang terdiri dari berbagai suku ini tidak terlepas dari seni sebagai ekspresi perasaan seseorang. Seperti halnya di daerah Riau, Kalimantan, dan Jambi memiliki tradisi silat pengantin melayu untuk menyambut pengantin pria.
Orang-orang dari suku Melayu menempatkan seni bela diri atau silat pada acara yang begitu sakral ini memiliki maksud dan tujuan yang baik.
Dari seni ini pula lah prosesi pelaksanaan acara pengantin semakin sakral.
Lalu bagaimana pelaksanaan seni bela diri pada acara pernikahan adat Melayu?
Langsung simak aja, yuk!
Silat pengantin melayu
Setiap daerah memiliki jenis silatnya masing-masing untuk acara pernikahan dengan adat melayu.
Di daerah yang mayoritas adalah orang-orang Melayu, tarekat atau pertunjukan silat tidak hanya untuk acara pernikahan.
Pada perhelatan acara besar untuk menyambut tamu, silat ialah pertunjukan tradisional yang harus ada dalam tradisi melayu.
Nah, bela diri sendiri merupakan bagian dari kesenian. Kesenian diartikan sebagai ekspresi jiwa manusia terhadap nilai keindahan pada suatu tempat.
Dalam kehidupan adat melayu, pertunjukan silat menyampaikan sebuah pesan pada lingkungannya ada seseorang yang masuk pada kehidupan yang baru.
Namun, lebih umum sebagai sambutan kepada pengantin laki-laki yang tiba di kediaman orang tua pengantin perempuan.
Baca Juga: 3 Bagian Utama Rumah Melayu
Pelaksanaan silat
Dialek pantun yang menggunakan syair melayu menjadi runtutan acara sebelum tarekat silat pengantin.
Pantun yang mengawali acara penyambutan itu pun seperti di bawah ini:
Pihak Perempuan :
Buah Salak Buah Karung
Ambil Galah Haluan Perahu
Seekor jalak seekor tedung
Kalah menang belum tahu
Pihak Laki-laki :
Pokok Nangke Dipukul Ribut
Jauh Sekali Dihutan Seberang
Dimulut Nage aku Tak Takut
Inikan Pula Engkau Seorang
Pihak Perempuan :
Dari Kampung Mentok Pergi ke Pasa
Hendak Pegi Membeli Tali
Langit Ku Tepuk Bumi Ku Tempa
Kalau Hanye Engkau Sendiri
Pihak Laki-Laki :
Orang Mantang Mengail Ikan
Orang Melayu Pegi Bekarang
Sepuluh Orang Boleh Ku Lawan
Inikan Pula Engkau Seorang
Setelah saling berbalas pantun, pesilat menghadap ke pengantin pria sebagai salam sambutan.
Kemeriahan penyambutan pengantin pria berdasar tradisi melayu semakin terasa saat penampil silat berpadu dengan suara gondang barogong.
Suara gondang barogong ini pun menyimbolkan bahwa pengantin berada pada tempat yang aman, bukan di tempat musuh.
Iringan musik silat akan berjalan selama beberapa menit yang diperagakan dari pihak pengantin pria dan wanita.
Keterpaduaan itu pun seolah memberikan sebuah komunikasi kepada lingkungan bahwa ada seseorang yang memasuki fase hidup barunya.
Silat pengantin yang menggunakan gerakan indah itu pun terdiri dari rangkaian pembukaan. Kemudian, berakhir dengan salam penutup.
Nah, di Riau, gerak silat pengantin adat melayu terbagi lima jurus, yakni; tikam limo dan dipecah menjadi tarian:
- salam sembah,
- olang babega,
- berobah tobang bapulun,
- ayam jantan bakokek,
- harimau,
- ular, dan
- salam penutup.
Mungkin di daerah lain memiliki urutan persembahan yang berbeda. Pasalnya, setiap masyarakat teradap kebudayaan yang mereka anut.
Nah, itu adalah silat pengantin melayu yang hanya bisa kita jumpai pada prosesi acara pengantin dengan tradisi Melayu.
Baca Juga: Tradisi Tepung Tawar Melayu: Tujuan, Bahan, dan Prosesi
Referensi:
Sumber Gambar Unggulan: PKS Batam