Estimated reading time: 3 minutes
Melewati serangkaian perjalanan sejarah yang tak terpisahkan dari aktivitas penyebaran agama Islam, pada tahun 2002 secara resmi Sukamara resmi berdiri sebagai kabupaten. Kedatangan juragan M. Thoib pada sekitar tahun 1835 M bersama keluarga dan sahabatnya itu pun menjadi awal mula terbentuknya kampung Sukamara. Lebih lengkapnya simak sejarah singkat berdirinya Sukamara di bawah ini.
Jauh sebelum adanya pengaruh Kerajaan Banjar. Sukamara adalah sebuah kampung di tepian sungai yang tak berpenghuni, kemudian terbentuklah pemukiman ketika pedagang dari Brunei Darusalam itu menyandarkan kapalnya.
Wilayah yang rencananya akan menjadi tempat pemukiman dan tempat berdagang itu pun masih dari bagian kekuasaan Raja Kotawaringin. Oleh karenanya, mereka meminta ijin kepada kerajaan. Kemudian, datanglah seorang menteri kerajaan bernama Pangeran Prabuwijaya yang diutus untuk membantu menata kehidupan di daerah tersebut.
Baca Juga: Istana Kuning Kerajaan Kotawaringin
Awal mula sejarah kampung Sukamara berdiri
Singkat cerita dalam sejarah pembentukan yang menjadi cikal bakal kampung Sukamara bermula dari kebijaksanaan pangeran dengan masyarakat setempat. Mereka menggelar pertemuan penting untuk bermusyawarah.
Dari pertemuan tersebut ternyata telah terjadi kesepakatan penamaan kampung yang mereka huni dengan nama “Jelai Kutabaru“.
Pada tahun 1920-an, kampung yang bernama Jelai Kutabaru itu semakin berkembang dan jumlah penduduknya terus bertambah. Dari sinilah kebijakan diambil lagi untuk merubah nama kampung dari Jelai Kutabaru menjadi Soekamara.
Nama itu diambil berdasarkan gambaran perilaku masyarakat setempat yang mana secara harfiah Soekamara terdiri dari dua kata, yaitu Soeka dan Mara. Soeka yang berarti suka dan Mara yang berarti maju.
Menurut catatan sejarah, selama menjadi perkampungan dengan jumlah penduduk yang berkembang di masa itu. Wilayah Sukamara adalah sebuah kampung yang berada di bawah masa pemerintahan Raja IX (Ratu Imaduddin).
Kemudian, berdasarkan catatan sejarah singkat pada tahun 1835, wilayah Sukamara tidak dipimpin oleh Raja Imaduddin lagi, karena telah mengalami pergantian kepemimpinan. Pergantian kepemimpinan itu pun terus terjadi dari masa ke masa untuk mengatur kehidupan masyarakat pada waktu itu.
Seiring dengan berjalannya waktu, wilayah Sukamara menjadi wilayah dengan aktivitas perdagangan dan penyebaran agama Islam yang cepat.
Para pedagang yang berasal dari Baniar, China (Pontianak), Jawa, Bugis, dan Sumatera terus berdatangan dan terjadi pernikahan lintas suku. Oleh karenanya, masyarakat Sukamara memakai bahasa campuran, namun lebih banyak menggunakan bahasa Melayu, Banjar.
Baca Juga: Sejarah Penyebaran Islam di Sukamara
Penetapan Sukamara sebagai kabupaten
Setelah mengalami perjalanan sejarah yang tidak singkat, Sukamara berdiri dan berkembang menjadi wilayah yang resmi terdaftar pada pemerintahan Republik Indonesia.
Dengan dasar Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 821.26-246 tertanggal 28 Mei 1983. Pada keputusan tersebut tertulis M. Ahyar, BA sebagai pembantu bupati wilayah kerja Sukamara yang berkedudukan di Sukamara.
Tak hanya demikian, sesuai dengan tuntutan reformasi seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 yang menginginkan terwujudnya sistem desentralisasi dan dekonsentrasi. Maka Sukamara bersama dengan delapan daerah lainnya di Provinsi Kalimantan Tengah terusulkan menjadi sebuah Kabupaten Definitif oleh DPRD Provinsi Kalimantan Tengah ke Pemerintah Pusat.
Tiga tahun kemudian, sejarah mencatat Kabupaten Sukamara berdiri berdasarkan hasil sidang paripurna DPR RI, Kamisl 11 April 2002.
Melalui perjalanan sejarah yang tak singkat, melalui Undang-Undang Nomor 5 tahun 2002 akhirnya Kabupaten Sukamara resmi berdiri. Pada UU Nomor 5 Tahun 2002 itu pula tercatat ketetapan terhadap delapan Kabupaten baru di Kalimantan Tengah. Dan peresmian Kabupaten Sukamara oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia.
Selanjutnya, berdasarkan hasil sidang DPRD Kabupaten Sukamara yang pertama terpilih dan telah tertetapkan Drs. H. Nawawi Mahmuda sebagai Bupati Sukamara periode pertama.
Baca Juga:
Sumber:
- Bappeda Sukamara
- Masuknya Islam dan Penyeberannya di Kalimantan Tengah